Winnetnews.com - Generasi milenial mulai menjadi sorotan masyarakat dan juga pemerintah akhir-akhir ini. Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) dan Lembaga Pengetahuan Indonesia (LIPI) menunjukkan bahwa 3,2 persen generasi milenial di berbagai provinsi yang ada di Indonesia pernah mengonsumsi narkoba. Sedangkan angka dari para pekerja hanya sebesar 2,1 persen. Angka perbedaan antara milenial dan pekerja sangat signifikan. Sehingga membuat para generasi milenial di Indonesia sangat dikhawatirkan akan semakin terjerumus ke dalam lingkaran hitam tersebut (narkoba).
Sementara pada 26 Juni tahun 2019 di acara Hari Peringatan Anti Narkotika Nasional (HANI) Kepala BNN Jenderal Heru Winarko berkata “penyalahgunaan narkotika yang dilakukan para generasi milenial semakin meningkat hingga 5 persen. Dari angka 20 persen dalam kurun waktu beberapa tahun, pada tahun ini meningkat menjadi 24 sampai 25 persen.”
Data di atas menunjukan bahwa semakin meningkatnya penyalahgunaan narkoba pada generasi milenial menjadi suatu kekhawatiran dari pemerintah dan masyarakat karena generasi milenial adalah masa depan penerus bangsa.
1. Faktor Individu
2. Faktor sosial budaya
3. Faktor Lain
Dengan ini, generasi milenial menjadi sasaran para pengedar narkoba dikarenakan rawan masuk ke dalam pergaulan yang salah termasuk pergaulan penyalahgunaan narkoba. Dalam hal ini, perlu adanya pengawasan ketat dan pemberian pendidikan terkait narkoba untuk menanggulangi penyalahgunaan narkoba di kalangan milenial.
Dalam upaya penanggulangan narkoba sudah harus melibatkan semua elemen masyarakat karena permasalahan yang sudah ada di fase darurat sebagai ancaman yang nyata. Pada kenyataannya ada beberapa pihak yang sangat membantu dalam upaya penanggulangan narkoba, sebagai berikut :
1. Keluarga
Keluarga adalah lingkungan utama dalam pembentukan kepribadian seseorang. Jika seseorang tumbuh dari keluarga yang sehat, kecenderungan seseorang untuk memakai narkoba terhitung kecil. Tetapi jika, seseorang tumbuh dari keluarga yang tidak sehat sangat rentan seseorang terjerumus narkoba. Dalam hal ini, keluarga harus memberikan pendidikan terkait dengan narkoba sehingga seseorang dapat dapat terhindar dari penyalahgunaan narkoba.
2. Lingkungan sekolah
Sekolah sangat berperan aktif dalam upaya mencegah penyalahgunaan narkoba di kalangan pelajar. Dengan cara menanamkan informasi dan pemahaman tentang bahaya dan dampak dari penggunaan narkoba, memberikan aturan yang dibuat oleh sekolah secara tegas terhadap pengguna narkoba di kalangan pelajar, dan melakukan penyuluhan tentang narkoba.
3. Lingkungan masyarakat
Masyarakat adalah elemen penting dalam upaya penanggulangan penyalahgunaan narkoba. Dengan cara melakukan penyuluhan di desa tentang bahaya narkoba dan membagikan brosur tentang narkoba.
Menurut Amelia M. Psi. Psikolog, ia menyatakan bahwa bukan hanya milenial yang dapat terjerat kasus penyalahgunaan narkoba. Tetapi, semua kalangan dapat terjerat kasus penyalahgunaan narkoba seperti pekerja, ibu rumah tangga sampai selebriti tanah air. Namun, sudah tidak bisa dipungkiri Amelia mengakui bahwa penggunaan narkoba dikalangan milenial semakin meningkat.
“Sudah tidak bisa dipungkiri bahwa generasi milenial menjadi golongan yang sangat rentan untuk memakai narkoba dikarenakan faktor psikis yang masih labil dan mudah terpengaruh oleh lingkungan sekitar. Seluruh elemen masyarakat harus turut membantu dalam mencegah penyalahgunaan narkoba sehingga dengan adanya bantuan masyarakat angka kasus penyalahgunaan narkoba akan semakin berkurang” ujar Amelia M. Psi
BS, warga pamulang kelahiran 1996, sangat bersyukur karena dirinya telah bebas dari jeratan narkoba jenis ganja yang membelenggunya selama kurang lebih 5 tahun terakhir ini.
“Saya menggunakan narkoba dari tahun 2013 hingga awal tahun 2018. Awalnya saya mulai menggunakan narkoba jenis ganja karena ada teman yang menawarkannya lalu muncullah rasa penasaran saya untuk mencobanya,” ujar BS saat ditemui di kediamannya di pamulang, Tangerang Selatan, Sabtu (28/12/2019).
BS menyadari bahwa semakin dia memakai narkoba semakin banyak harta bendanya habis. Tetapi, rasanya sangat susah untuk berhenti menggunakan narkoba jenis ganja tersebut karena membuatnya yang sedang merasa terpuruk menjadi tertawa lepas sampai lupa dengan alam bawah sadar.
“Saya sudah mencoba beberapa kali berhenti mengonsumsi narkoba tetapi rasanya saya sudah kecanduan dengan narkoba jenis ganja tersebut. Sehingga, saya terus menghisap narkoba tersebut sebanyak – banyaknya sampai mati rasa. Dikarenakan sudah mati rasa, saya mulai berhenti mengonsumsi narkoba sampai akhirnya pada awal tahun 2018 saya sudah terbebas dari jeratan narkoba,” lanjutnya
BS berpesan pada orang – orang yang masih mengonsumsi narkoba jenis apapun untuk meninggalkannya sesegera mungkin untuk mendapatkan masa depan yang lebih cerah dan untuk orang – orang yang ingin mencoba narkoba untuk tidak melakukannya dikarenakan narkoba dapat membuat kecanduan dan memberikan efek yang tidak baik bagi tubuh. (*)
--------------------
Shafa Maura Calista adalah mahasiswi London School of Public Relations Jakarta.
*) Opini penulis dalam artikel ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi Winnetnews.com.