Dipublikasikan 2 hari yang lalu • Bacaan 1 Menit
Profesor Hiroshi Nishiura dari Universitas Kyoto mengatakan bahwa negara-negara dengan kasus infeksi Omicron yang besar, seperti Inggris dan Amerika Serikat, melaporkan jumlah kasus hepatitis akut misterius dengan angka yang tinggi.
"Penelitian lebih lanjut tetap diperlukan untuk menemukan hubungan sebab-akibat antara infeksi Omicron dan hepatitis anak," kata Prof Nishiura, dikutip Japan Times, Jumat (13/5/2022).
Prof Nishiura mengatakan karena balita dan bayi masih belum memenuhi syarat untuk mendapatkan vaksin COVID-19, maka kelompok tersebut kemungkinan berada pada peningkatan risiko hepatitis akut setelah mengalami infeksi Adenovirus.
"Kita tidak dapat memungkiri kemungkinan bahwa infeksi Omicron ada kaitannya dengan terjadinya hepatitis akut pada anak-anaknya," paparnya.
Untuk mencegah meluasnya kasus hepatitis akut pada anak, pemerintah disarankan fokus dalam mitigasi penyebaran varian Omicron.
Sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga menyoroti adanya dugaan keterlibatan virus COVID-19 dengan munculnya hepatitis akut misterius.
"Saat ini, hipotesis utama tetap mengacu pada keterlibatan Adenovirus, dengan masih mempertimbangkan peran COVID juga. Baik sebagai koinfeksi ataupun infeksi masa lalu," kata ilmuwan untuk program hepatitis global WHO, Philippa Easterbrook, dalam konferensi pers, Selasa (10/5/2022).
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Peneliti Jepang Curigai Hubungan COVID-19 Omicron dan Hepatitis Misterius"