Untuk menyusuri hal tersebut tentu tak bisa lepas dari sejarah terbentuknya ISIS. Beberapa sumber pun mengatakan kalau ISIS merupakan salah satu organisasi bentukan Amerika Serikat, Inggris, dan Israel untuk melemahkan Suriah yang menjadi negara sekutu Iran yang menjadi musuh bebuyutan Amerika Serikat, Israel, dan Arab Saudi.
Untuk menghancurkan Iran tentunya Amerika Serikat harus berhitung panjang, karena Iran memiliki sistem persenjataan yang cukup mandiri, dan mempunyai pengaruh di kawasan Timur Tengah. Karena itulah mereka berusaha menghancurkan sekutunya, Suriah yang dianggap lebih mudah untuk ditaklukan.
Sayangnya hal tersebut meleset dari perhitungan Amerika Serikat dan kawan-kawan. Ternyata pemimpin Suriah tak semudah dijatuhkan layaknya Moamar Khadafi. Amerika pun membentuk ISIS untuk mengeroyok Suriah, tapi hal tersebut dapat terbaca oleh Rusia dimana akhirnya Bashar Al-Assad terdesak karena harus menghadapi tiga pertempuran sekaligus, rakyat yang anti Bashar Al-Assad, ISIS, dan gempuran udara negara-negara barat.
Menghadapi hal tersebut, Rusia pun ikut masuk membela sekutunya dengan alasan yang sama untuk menggempur kekuatan ISIS. Ikut campurnya Rusia tentu di luar dugaan perancang ISIS sehingga posisi ISIS yang terpojok kemudian menjadi bomerang bagi negara-negara Eropa.
Posisi ISIS yang terdesak akibat serangan Rusia. Para pejuang ISIS yang ketakutan pun marah besar kepada Barat, dan melalui gelombang pengungsi mereka pun infilterasi ke jantung Eropa, dan menyadarkan Eropa dengan meledaknya serangan mematikan di Paris yang menewaskan 153 orang. ISIS pun memberikan pilihan kepada Barat, untuk tetap membantu membela ISIS dalam merebut Suriah, atau ISIS akan menyerang seluruh Eropa. Namun respon Barat yang tidak mengindahkan ISIS membuat mereka akhirnya melaksanakan serangan kedua di jantung Ibu Kota Belgia.
ISIS Bentukan AS, Inggris, Israel
Menurut laporan Global Research, Edward Snowden mantan anggota NSA mengungkapkan kalau ISIS di bentuk oleh satuan intelejen dari Inggris, AS, dan Israel. Dimana mereka mengumpulkan semua militant diseluruh dunia, dengan menamakan strategi ‘Sarang Lebah’.
Dari dokumen Snowden yang dibocorkan Pemimpin ISIS Abu Bakar Al Baghdadi mendapatkan pelatihan militrer selama satu tahun dari Mossad, intelejen Israel. Tak hanya itu, berdasarkan informasi American Media Institute yang dilansir Dailymail, menemukan sebuah dokumen rahasia berbahasa Urdu pada salah satu daerah suku terpencil di Pakistan.
Dokumen yang tebalnya 32 halaman tersebut berisi laporan bahwa Israel berada di balik munculnya kelompok ISIS. Dalam laporan tersebut, juga dijavarkan nantinya ISIS akan melebarkan sayapnya dan menjadikan Pakistan dan Afganistan sebagai pangkalan militer mereka.
Berbagai sumber