“PT AP II hendak mengupayakan Bandara Soekarno Hatta menuju konsep aerotropolis, namun mengalami kendala dalam ketersediaan lahan dan komunikasi dengan pemerintah daerah,” kata Ketua Komite Tetap Perhubungan Udara dan Cargo, Kadin Banten, Ibnu Prakoso, Sabtu (26/8) di Jakarta.
Hal itu dikatakan Ibnu setelah silaturahmi antara Kadin Banten dan pimpinan PT AP2 pada Kamis (24/3) Maret lalu. Ibnu bersama jajarannya mewakili Ketua Kadin Banten Mulyadi Jayabaya, sedangkan pihak AP II dihadiri Haris yang juga VP Marketing & Business Development AP II dan serta beberapa pimpinan dari Business Development Senior Officer .
Menurut Ibnu, Kadin Banten berkomitmen untuk membantu mengatasi kendala lahan dan komunikasi dengan pemerintah daerah yang dihadapi PT AP II. Hal itu mengingat pengembangan Bandara Soekarno-Hatta juga akan mendorong perkembangan ekonomi kawasan sekitar. Apalagi, pengembangan bandara sebagai kawasan aerotropolis tentu membutuhkan dukungan karena peran bandara semakin diperluas dan butuh kerja sama dengan banyak pihak.
Seperti diketahui, salah satu pengembangan landasan pacu ( runway ) Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) akan menggunakan lahan warga sekitar 205 hektare. Dari jumlah itu, sebanyak 35 hektare berada di wilayah Kota Tangerang dan 170 hektare di Kabupaten Tangerang. Sejauh ini sudah mulai dilakukan sosialisasi dan pendataan lahan warga yang terkena dampak perluasan runway 3. Pihak Badan Pertanahan Nasional (BPN) menyebutkan lokasi lahan tersebut berada di Kelurahan Selapanjang dan Kelurahan Benda. Setelah tahapan sosialisasi, BPN akan mulai melakukan pengukuran dan berkoordinasi dengan tim appraisal terkait pembayaran ganti rugi.
disadur dari situs beritasatu