"Ya bukan siap lagi, tapi lebih dari siap," ucap Menhan Ryamizard Ryacudu usai rapat di Istana, Jakarta, Kamis (7/4/2016).
"Di perbatasan tentu, kalau minta bantu langsung ke sana," imbuh mantan KSAD TNI itu.
Namun Ryamizard mengatakan otoritas Filipina melarang keterlibatan militer Indonesia dalam operasi penyelamatan tersebut. Sekalipun yang disiapkan adalah pasukan elite TNI.
"Kalau operasi militer pasti ada korban, kalau teroris nggak apa-apa.Tapi kalau rakyat kan susah," ujarnya soal pertimbangan operasi militer jika dilakukan.
"Yang menyiapkan pasukannya dia (Filipina), ada 3 batalyon di sekitar situ," imbuh mantan KSAD TNI itu.
Menurutnya, saat ini masih dilakukan negosiasi oleh pemerintah Filipina dengan kelompok teroris. Sebagaimana diketahui, batas waktu yang diberikan untuk 10 WNI itu adalah Jumat (8/4) besok.
Menhan menyebut sekalipun jalan yang dipilih adalah membayar tebusan, sumber dana yang digunakan dipastikan bukan dari negara. Mungkin dari perusahaan asal para 10 WNI itu bekerja.
disadur dari situs detik news