WinNetNews.com - Empat negara menjadi persinggahan Eddy Sindoro sebelum akhirnya menyerahkan diri ke KPK. Eddy berpindah-pindah dalam kurun waktu pelarian 2016-2018.&nbsp;

&quot;Dari akhir tahun 2016 hingga 2018, ESI (Eddy Sindoro) diduga berpindah-pindah di sejumlah negara di antaranya Bangkok (Thailand), Malaysia, Singapura, dan Myanmar,&quot; kata Wakil Ketua KPK Saut Situmorang di KPK, Jumat (12/10).

Eddy Sindoro pernah mencoba memperpanjang paspornya di Myanmar pada November 2017. Namun, pelarian Eddy Sindoro berakhir hari ini.

Saut juga menyatakan, dalam pelariannya, Eddy Sindoro pernah dideportasi ke Indonesia. Namun kabur lagi tanpa melalui imigrasi.&nbsp;

&quot;Pada 29 Agustus 2018, ESI (Eddy Sindoro) dideportasi untuk dipulangken ke Indonesia,&quot; tutur Saut.&nbsp;

Di hari yang sama itu Eddy Sindoro tiba di Bandara Soekarno-Hatta. Namun sesaat setelah tiba di bandara itu, Eddy Sindoro rupanya kabur lagi.

&quot;ESI kembali terbang ke Bangkok, Thailand, diduga tanpa melalui proses imigrasi,&quot; sebut Saut.

Pengacara Eddy Sindoro, Eko Prananto, mengungkap alasan kliennya menyerahkan diri. Eko menegaskan, Eddy menyerahkan diri tanpa paksaan siapapun.&nbsp;

&quot;Ingin menyelesaikan perkaranya, maka dia menyerahkan diri. Nggak. Ancaman sama sekali nggak ada,&quot; kata Eko di KPK, Jumat (12/10).&nbsp;

Dia mengaku tak tahu soal adanya peran eks Ketua KPK Taufiqurachman Ruki terkait penyerahan diri Eddy Sindoro. Eko mengatakan setelah mendapat surat kuasa, dirinya langsung ke Singapura dan mengantarkan Eddy Sindoro ke Kedutaan Besar RI di sana.

&quot;Saya belum tahu karena saya hanya menerima surat kuasa dan kemudian terbang ke Singapura lalu ketemu beliau dan menyatakan menyerahkan diri dan saya bawa ke kedutaan,&quot; tutur Eko.

Sebelumnya, KPK menetapkan Eddy Sindoro sebagai tersangka sejak 2016. Dia diduga berperan memberikan arahan dalam pemberian suap yang dilakukan seorang swasta bernama Doddy Ariyanto Supeno kepada Edy Nasution, yang saat itu menjabat panitera sekretaris Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat. Dalam putusan Edy Nasution, Eddy Sindoro disebut sebagai Presiden Komisaris Lippo Group.

Baik Doddy maupun Edy Nasution sudah menjalani hukuman. Doddy menjalani hukuman 4 tahun penjara dan denda Rp 150 juta subsider 6 bulan kurungan, sedangkan Edy Nasution harus meringkuk di penjara selama 8 tahun dan membayar denda Rp 300 juta subsider 6 bulan kurungan.

Saat ini Eddy Sindoro telah ditahan KPK. Dia mengaku siap untuk menjalani proses hukum terkait perkaranya. (detikcom)

Empat negara menjadi persinggahan Eddy Sindoro sebelum akhirnya menyerahkan diri ke KPK. Eddy berpindah-pindah dalam kurun waktu pelarian 2016-2018. "...

selama-dalam-pelarian-eddy-sindoro-diduga-berpindah-pindah

https://asset.winnetnews.com/image/cache/Image120x40/post/image-selama-dalam-pelarian-eddy-sindoro-diduga-berpindah-pindah.jpg

https://asset.winnetnews.com/image/cache/Image1200x400/post/image-selama-dalam-pelarian-eddy-sindoro-diduga-berpindah-pindah.jpg

https://asset.winnetnews.com/image/cache/slide-small/post/image-selama-dalam-pelarian-eddy-sindoro-diduga-berpindah-pindah.jpg

https://asset.winnetnews.com/image/cache/slide/post/image-selama-dalam-pelarian-eddy-sindoro-diduga-berpindah-pindah.jpg

image-selama-dalam-pelarian-eddy-sindoro-diduga-berpindah-pindah.jpg

https://asset.winnetnews.com/image/cache/thumb-home/post/image-selama-dalam-pelarian-eddy-sindoro-diduga-berpindah-pindah.jpg

https://asset.winnetnews.com/image/cache/thumb-mobile/post/image-selama-dalam-pelarian-eddy-sindoro-diduga-berpindah-pindah.jpg

Selama Dalam Pelarian, Eddy Sindoro Diduga Berpindah-pindah

WinNetNews.com - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Agus Raharjo membenarkan Eddy Sindoro, mantan bos Lippo Grup menyerahkan diri, setelah melarikan diri ke luar negeri selama dua tahun.

&quot;Tersangka ES telah menyerahkan diri ke KPK,&quot; kata Agus saat di konfirmasi, Jumat 12 Oktober 2018.

Agus menjelaskan dalam proses ini KPK dibantu sejumlah instansi seperti Kedutaan Besar, Polri dan Imigrasi. Serta informasi dari masyarakat yang disampaikan pada KPK. &quot;Proses pengembalian ini juga dibantu oleh otoritas Singapura,&quot; jelas Agus.

Namun, Agus belum bersedia menjelaskan lebih detail terkait kasus Eddy Sindoro. &quot;Penjelasan lebih lanjut akan disampaikan KPK melalui konferensi pers sore ini,&quot; katanya.

Sebelumnya KPK menetapkan Eddy Sindoro sebagai tersangka suap mantan Panitera Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Edy Nasution pada akhir tahun 2016, dalam sejumlah perkara yang berkaitan dengan Lippo Group.

Namun Eddy Sindoro lebih dulu melarikan diri ke luar negeri sebelum ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK. (vivacoid)

Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Agus Raharjo membenarkan Eddy Sindoro, mantan bos Lippo Grup menyerahkan diri, setelah melarikan diri ke luar negeri se...

https://asset.winnetnews.com/image/cache/Image120x40/post/image-eddy-sindoro-serahkan-diri-ke-kpk.JPG

https://asset.winnetnews.com/image/cache/Image1200x400/post/image-eddy-sindoro-serahkan-diri-ke-kpk.JPG

https://asset.winnetnews.com/image/cache/slide-small/post/image-eddy-sindoro-serahkan-diri-ke-kpk.JPG

https://asset.winnetnews.com/image/cache/slide/post/image-eddy-sindoro-serahkan-diri-ke-kpk.JPG

image-eddy-sindoro-serahkan-diri-ke-kpk.JPG

https://asset.winnetnews.com/image/cache/thumb-home/post/image-eddy-sindoro-serahkan-diri-ke-kpk.JPG

https://asset.winnetnews.com/image/cache/thumb-mobile/post/image-eddy-sindoro-serahkan-diri-ke-kpk.JPG

Eddy Sindoro Serahkan Diri ke KPK

&#160;Jakarta, Winnetnews.com - &#160;Mantan Serektaris Mahkamah Agung Nurhadi mengakui menelepon panitera Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Edy Nasution, agar segera mengirimkan berkas Peninjauan Kembali (PK) PT Across Asia Limited (AAL) ke MA berdasarkan permintaan Presiden Komisaris Lippo Group Eddy Sindoro."Itu Pak Eddy bilang ada perkara di pusat, tapi kok tidak dikirim-kirim, tapi saya tidak tahu betul isinya apa itu perkara, apakah seharusnya bisa dikirim atau tidak saya tidak tahu," kata Nurhadi di pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, Senin (15/8/2016).Nurhadi menjadi saksi untuk pegawai PT Artha Pratama Anugerah Doddy Aryanto Supeno yang didakwa memberikan suap Rp150 juta kepada panitera Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Edy Nasution untuk menunda proses pelaksanaan "aanmaning" terhadap PT Metropolitan Tirta Perdana (MTP) dengan Kwang Yang Motor Co.LtD (PT Kymco) dan menerima pendaftaran PK PT AAL dan PT First Media.Dalam dakwaan, JPU KPK menyatakan Nurhadi pernah menghubungi panitera Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Edy Nasution agar segera mengirimkan berkas perkara niaga PT Across Asia Limited (AAL) ke MA.Padahal berdasarkan putusan kasasi MA 31 Juli 2013 PT AAL dinyatakan pailit. Atas putusan kasasi tersebut hingga batas waktu 180 hari PT AAL tidak melakukan upaya PK. Namun untuk menjaga kredibilitas PT AAL yang sedang ada perkara di Hong Kong, Eddy Sindoro pada pertengahan Februari 2016 memerintahkan Wresti melakukan pengajuan PK meski waktunya sudah lewat dengan balasan Rp50 juta kepada Edy Nasution yang diberikan melalui Doddy pada 20 April 2016."Kami sudah meminta keterangan Edy Nasution yang menerangkan Pak Edy pernah dihubungi oleh Pak Nurhadi yang mengatakan meminta agar berkas agar segera dikirim?" tanya jaksa KPK Joko Hermawan."Tidak ingat lagi tapi seandainya, itu terjadi semata kami lakukan dalam rangka aspek pelayanan karena kewenangan dalam hal administratif perkara itu berada di panitera. Saya selaku sekretaris dan pembina kepegawaian mempunyai kewenangan dan tanggung jawab untuk pada bahasanya untuk menegur atau meminta aparatur peradilan menjalankan tugas dengan baik sejalan azas peradilan yang cepat, sederhana dan biaya ringan," ungkap Nurhadi beralasan."Tapi tahu itu perkara Eddy Sindoro tidak bisa dikirim?" tanya jaksa."Saya sama sekali tidak tahu, isi perkaranya sama sekali tidak tahu," jawab Nurhadi."Perkara pailit yang mana apakah disebut?" tanya jaksa Joko."Tidak ingat, saya tidak menyebutkan perkara mana karena ini sering kami lakukan pada saat paparan pembinaan ke daerah-daerah baik yang kami lakukan saat pembinaan maupun sidak bersama dengan badan pengawasan. Saya selalu menekankan akuntabilitas kinerja karena saya punya kewenangan untuk mengontrol aparatur itu dan bukan hanya peradilan PN Jakpus saja tapi se-Indonesia sering kita lakukan," jelas Nurhadi."Misalnya kalau yang meminta bukan Eddy Sindoro, tapi orang lain yang tidak saudara kenal dan kemudian telepok Pak Nurhadi perkara saya tidak dikirim, saudara respon tidak?" tanya ketua majelis hakim Sumpeno."Saya respon, semua ini keluhan masyarakat dan ini tanggung jawab saya dalam pembinaan. Saya selalu mengaduit setiap satuan kerja yang melebihi tenggat waktu dan semuanya selalu saya tampilkan di MA," tegas Nurhadi.Doddy dalam perkara ini didakwa berdasarkan pasal 5 ayat 1 huruf a atau pasal 13 UU No 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan UU No 20 Tahun 2001 Tentang Perubahan Atas UU No. 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo pasal 55 ayat 1 ke-1 jo pasal 64 ayat 1 KUHP.Pasal tersebut berisi tentang memberi atau menjanjikan sesuatu kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara dengan maksud supaya pegawai negeri atau penyelenggara negara tersebut berbuat atau tidak berbuat sesuatu dalam jabatannya, yang bertentangan dengan kewajibannya dengan ancaman pidana paling singkat 1 tahun dan lama 5 tahun ditambah denda paling sedikit Rp50 juta dan paling banyak Rp250 juta.

Jakarta,   Mantan Serektaris Mahkamah Agung Nurhadi mengakui menelepon panitera Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Edy Nasution, agar segera mengirimkan...

nurhadi-akui-telepon-edy-nasution-untuk-kirim-berkas

https://asset.winnetnews.com/image/cache/Image120x40/post/35558.jpg

https://asset.winnetnews.com/image/cache/Image1200x400/post/35558.jpg

https://asset.winnetnews.com/image/cache/slide-small/post/35558.jpg

https://asset.winnetnews.com/image/cache/slide/post/35558.jpg

https://asset.winnetnews.com/image/cache/thumb-home/post/35558.jpg

https://asset.winnetnews.com/image/cache/thumb-mobile/post/35558.jpg

Nurhadi Akui Telepon Edy Nasution Untuk Kirim Berkas

&#160;Jakarta, Winnetnews.com -&#160;Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengaku memiliki cara untuk mendatangkan Chairman PT Paramount Enterprise International, Eddy Sindoro ke pengadilan. Pasalnya, Eddi sudah tiga kali mangkir dari panggilan sebagai saksi untuk Panitera PN Jakpus Eddy Nasution."Nanti penyidik sedang upayakan hadirkan Eddy Sindoro, jadi ada upaya-upaya dari penyidik agar yang bersangkutan hadir," ujar Plh Kabiro Humas KPK Yuyuk Andriati ketika dikonfirmasi di Jakarta, Kamis (4/8/2016).Hingga saat ini, kata Yuyuk, langkah konkret untuk mendatangkan Eddy Sindoro ke persidangan, telah dilakukan penyidik KPK.Kendati demikian, Yuyuk enggan membeberkan cara apa yang akan dilakukan penyidik antirasuah soal pemanggilan ini."Sejauh ini sudah ada yang dilakukan oleh penyidik KPK. Jadi banyak upaya yang bisa dilakukan penyidik," jelasnya.Eddy Sindoro sedianya akan dimintai keterangan seputar kasus suap pengajuan Peninjauan Kembali atas perkara perdata di PN Jakarta Pusat yang tengah ditangani Eddy Nasution.

Jakarta,  Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengaku memiliki cara untuk mendatangkan Chairman PT Paramount Enterprise International, Eddy Sindoro ke...

tiga-kali-mangkir-kpk-mengaku-miliki-cara-jitu-panggil-eddy-sindoro

https://asset.winnetnews.com/image/cache/Image120x40/post/34299.jpg

https://asset.winnetnews.com/image/cache/Image1200x400/post/34299.jpg

https://asset.winnetnews.com/image/cache/slide-small/post/34299.jpg

https://asset.winnetnews.com/image/cache/slide/post/34299.jpg

https://asset.winnetnews.com/image/cache/thumb-home/post/34299.jpg

https://asset.winnetnews.com/image/cache/thumb-mobile/post/34299.jpg

EDDY SINDORO

Selama Dalam Pelarian, Eddy Sindoro Diduga Berpindah-pindah

Latest News

Selama Dalam Pelarian, Eddy Sindoro Diduga Berpindah-pindah

Eddy Sindoro Serahkan Diri ke KPK

Nurhadi Akui Telepon Edy Nasution Untuk Kirim Berkas

Tiga Kali Mangkir, KPK Mengaku Miliki Cara Jitu Panggil Eddy Sindoro

IDN	Total
Cases
Deaths
Recovers