Winnetnews.com - Ekonomi digital telah mengarah ke ekosistem yang terhubung secara global, satu konsekuensi yang tidak disengaja dari pertumbuhan digital ini adalah meningkatnya penipuan dan penyalahgunaan online secara cepat. 

Globalisasi internet mempermudah semua orang di seluruh dunia untuk saling terhubung melalui media sosial, platform game atau pasar digital. Kelancaran konektivitas ini juga memudahkan untuk melancarkan serangan secara teroganisir dan otomatis dalam skala besar terhadap bisnis di seluruh dunia.

Serangan tersebut tergambar dengan jelas dari hasil studi yang diperoleh Arkose Labs 2019 bahwa 1 dari 10 transaksi yang mencakup pendaftaran akun, login, dan pembayaran dari layanan keuangan, e-commerce, perjalanan, media sosial, industri game dan hiburan dari total 1,2 miliar transaksi adalah serangan siber.

Media sosial jadi incaran

Platform media sosial menjadi semakin berpengaruh dalam ekonomi digital, memungkinkan konsumen untuk terhubung dengan orang lain, berbagi informasi dan pendapat pribadi, membuat keputusan pembelian, menulis ulasan dan mengonsumsi informasi.

Dari serangan pengambilalihan akun, hingga serangan penipuan dengan masifnya pembuatan akun palsu, hingga spam dan penyalahgunaan platform media sosial terlihat dari beragamnya serangan dari bot dan kelompok peretas yang terorganisir. Namun, lebih dari 75% serangan di media sosial adalah serangan bot otomatis.

Tidak seperti sektor lain, serangan pengambilalihan akun lebih sering terjadi di media sosial, dengan upaya login pada login media sosial ini didorong oleh penipu yang ingin memanen data pribadi dari akun pengguna yang sah.

Tingkat serangan yang sangat tinggi pada login media sosial menunjukkan banyaknya akun media sosial yang dikompromikan oleh para peretas. Karena lebih dari 50% login media sosial adalah palsu, mereka menggunakan bot skala besar untuk meluncurkan serangan pada platform media sosial dengan tujuan menyebarkan spam, mencuri informasi, menyebarkan propaganda sosial dan melaksanakan kampanye social engineering yang menargetkan pengguna.

Mirisnya, dari laporan tersebut AS, Rusia, Filipina, Inggris, dan Indonesia menempati posisi teratas sebagai pencetus serangan tersebut, dengan Filipina sebagai pencetus serangan terbesar untuk serangan otomatis. Analisis lebih lanjut menemukan bahwa sebagian besar serangan dari Tiongkok (59,3%) didorong oleh manusia, atau lebih dari empat kali lebih tinggi daripada AS, Rusia, Filipina, dan Indonesia.

Contoh kasus yang paling nyata dan masih terjadi di Indonesia adalah penipuan media sosial dengan menawarkan hadiah ponsel secara gratis. Kita semua tentu suka dengan sesuatu yang diperoleh secara gratis, justru karena disukai itulah maka pendekatan ini digunakan oleh para pelaku untuk tujuan penipuan. Warganet diiming-imingi hadiah ponsel dengan mengisi data personal secara lengkap, data inilah yang kemudian dimanfaatkan, dijual atau digunakan sendiri untuk meretas akun korban dengan kasar.

<img alt="" height="571" src="/uploads/images/baiq-1569295446.jpg" width="1000" />

Di atas adalah contoh penipuan yang dilakukan via medsos dengan menjanjikan ponsel gratis. Jenis penipuan seperti ini sudah ada sejak bertahun-tahun lalu tetapi hingga hari ini ternyata masih dianggap efektif untuk dilakukan. <a href="http://www.eset.co.id">ESET</a> masih terus mendapat laporan mengenai penipuan dengan metode ini dari para warganet di tanah air.

Melawan penipuan di media sosial

Ikut sertanya warganet Indonesia terlibat dalam kegiatan kriminal memanfaatkan media sosial menjadi keprihatinan kita bersama, banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan oleh semua pemangku wewenang dunia siber di tanah air termasuk institusi pendidikan

&ldquo;Penipuan di media sosial menargetkan orang-orang dari semua latar belakang, usia, dan tingkat pendapatan. Tidak ada satu kelompok orang yang lebih cenderung menjadi korban penipuan, semua orang mungkin rentan terhadap penipuan pada suatu waktu. Penipuan berhasil karena mereka terlihat seperti hal yang nyata dan membuat orang lengah. Scammers semakin pintar dalam memanfaatkan teknologi baru, produk atau layanan baru dan peristiwa besar untuk membuat cerita yang dapat dipercaya untuk meyakinkan banyak orang agar memberi mereka uang atau informasi pribadi secara detail,&rdquo; ungkap IT Security Consultan PT Prosperita &ndash; ESET Indonesia, Yudhi Kukuh.

Untuk menghadapi ancaman siber melalui media sosial, firma keamanan ESET memberikan beberapa tips agar tidak menjadi korban penipuan berikutnya:

<ol>
	<li style="text-align:justify">Berhati-hatilah dengan seberapa banyak informasi pribadi yang Anda bagikan di situs media sosial. Penipu dapat menggunakan informasi dan gambar Anda untuk membuat identitas palsu atau menargetkan Anda dengan penipuan.</li>
	<li style="text-align:justify">Tinjau pengaturan privasi dan keamanan di media sosial. Jika Anda menggunakan situs jejaring sosial, seperti Facebook, berhati-hatilah dengan siapa terhubung dan pelajari cara menggunakan pengaturan privasi dan keamanan untuk memastikan tetap aman. </li>
	<li style="text-align:justify">Waspada saat berurusan dengan kontak yang tidak dikenal dari orang atau bisnis, apakah itu melalui telepon, melalui surat, email, secara langsung, atau di situs jejaring sosial, selalu pertimbangkan kemungkinan bahwa pendekatan itu mungkin scam.&nbsp; </li>
	<li style="text-align:justify">Tahu dengan siapa berhadapan. Jika Anda hanya pernah bertemu seseorang secara online atau tidak yakin dengan legitimasi bisnisnya, luangkan waktu untuk melakukan sedikit riset lebih lanjut. Lakukan pencarian gambar Google di foto atau cari di internet apakah ada orang lain yang mungkin pernah berurusan dengan mereka. Jika sebuah pesan atau email berasal dari seorang teman dan tampaknya tidak biasa atau tidak sesuai dengan karakter mereka, hubungi teman Anda secara langsung untuk memeriksa apakah sebenarnya mereka yang mengirimnya.</li>
	<li style="text-align:justify">Jangan buka teks yang mencurigakan, pop-up windows atau klik tautan atau lampiran dalam email, hapuslah Jika tidak yakin, verifikasi identitas kontak melalui sumber independen seperti buku telepon atau pencarian online. Jangan gunakan detail kontak yang disediakan dalam pesan yang dikirimkan kepada Anda.</li>
	<li style="text-align:justify">Amankan perangkat seluler dan komputer Anda. Selalu gunakan perlindungan kata sandi, jangan berbagi akses dengan orang lain termasuk dari jarak jauh, perbarui perangkat lunak keamanan dan buat cadangan data. Lindungi jaringan WiFi dengan kata sandi dan hindari menggunakan komputer umum atau hotspot WiFi untuk mengakses akun perbankan online atau memberikan informasi pribadi.</li>
</ol>

Hati-hati saat berbelanja online. Waspadalah terhadap penawaran yang tampaknya too good to be true, dan selalu gunakan layanan belanja online yang Anda kenal dan percayai. Kemudian jangan pernah mengirim uang atau memberikan detail kartu kredit, detail akun online, atau salinan dokumen pribadi kepada siapa pun yang tidak Anda kenal atau percayai. Jangan setuju untuk mentransfer uang atau barang untuk orang lain: pencucian uang adalah tindak pidana.

Ekonomi digital telah mengarah ke ekosistem yang terhubung secara global, satu konsekuensi yang tidak disengaja dari pertumbuhan digital ini adalah meningkatny...

media-sosial-jadi-incaran-indonesia-salah-satu-kontributor-serangan-siber-terbesar

https://asset.winnetnews.com/image/cache/Image120x40/post/image-media-sosial-jadi-incaran-indonesia-salah-satu-kontributor-serangan-siber-terbesar.jpg

https://asset.winnetnews.com/image/cache/Image1200x400/post/image-media-sosial-jadi-incaran-indonesia-salah-satu-kontributor-serangan-siber-terbesar.jpg

https://asset.winnetnews.com/image/cache/slide-small/post/image-media-sosial-jadi-incaran-indonesia-salah-satu-kontributor-serangan-siber-terbesar.jpg

https://asset.winnetnews.com/image/cache/slide/post/image-media-sosial-jadi-incaran-indonesia-salah-satu-kontributor-serangan-siber-terbesar.jpg

image-media-sosial-jadi-incaran-indonesia-salah-satu-kontributor-serangan-siber-terbesar.jpg

https://asset.winnetnews.com/image/cache/thumb-home/post/image-media-sosial-jadi-incaran-indonesia-salah-satu-kontributor-serangan-siber-terbesar.jpg

https://asset.winnetnews.com/image/cache/thumb-mobile/post/image-media-sosial-jadi-incaran-indonesia-salah-satu-kontributor-serangan-siber-terbesar.jpg

Media Sosial Jadi Incaran, Indonesia Salah Satu Kontributor Serangan Siber Terbesar

Winnetnews.com -&nbsp;Asia Pasifik merupakan wilayah dengan pertumbuhan ekonomi yang progresif, terutama Indonesia yang menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi paling menonjol di kawasan tersebut, yang tentu kemudian menjadikannya pusat perhatian setiap mata, termasuk para penjahat siber.&nbsp;
Ketika negara-negara APAC (Asia Pasifik) terus mendorong agenda dan perkembangan digital, konsumen menghabiskan lebih banyak waktu di internet, terutama melalui smartphone mereka. Indonesia memiliki tingkat penetrasi e-commerce mobile tertinggi di dunia, Thailand memimpin dalam penetrasi mobile banking, sementara aplikasi ride-hailing adalah yang teratas dalam layanan mobile internet di Singapura.
Tingginya aktivitas penggunaan internet di Asia Pasifik mendorong ESET melakukan survei konsumen di seluruh wilayah bertujuan untuk mempelajari tentang perilaku dan kebiasaan online mereka. 2.000 responden dari masing-masing negara, yang terdiri dari Hong Kong, India, Indonesia, Malaysia, Singapura, Taiwan, dan Thailand disurvei. Tujuannya untuk mengatasi perbedaan dalam kecakapan siber antara negara-negara yang disurvei, menganalisis kebiasaan mereka berdasarkan interaksi online. ESET coba mempelajari kesadaran mereka tentang ancaman keamanan siber dasar, praktik terbaik, dan tindakan mereka secara online.
Hasil dari survei tersebut diketahui bahwa miliaran catatan pribadi dikompromikan ketika organisasi global mengalami pelanggaran data pada tahun 2018. Dan ada tiga penyebab utama pembobolan data tahun lalu, menurut Survei Perilaku Konsumen.
<ul>
<li>Pembobolan data paling besar disebabkan oleh serangan virus yang mencapai 27%</li>
<li>Pada posisi kedua ditempat oleh pelanggaran media sosial sebesar 20%</li>
<li>Lalu pencurian data personal 19%</li>
</ul>
IT Security Consultant PT Prosperita &ndash; ESET Indonesia, Yudhi Kukuh berbicara tentang pembobolan data: &ldquo;Di Indonesia berdasarkan telemetri ESET kita dapat mengetahui bahwa serangan virus masih mendominasi dari serangan siber yang masuk dan ini terjadi dari waktu ke waktu, menunjukkan kita masih lemah dalam hal kesadaran keamanan siber.&rdquo;

Asia Pasifik merupakan wilayah dengan pertumbuhan ekonomi yang progresif, terutama Indonesia yang menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi paling me...

waspada-kejahatan-siber-ini-tiga-penyebab-utama-bobolnya-data-pribadi

https://asset.winnetnews.com/image/cache/Image120x40/post/image-waspada-kejahatan-siber-ini-tiga-penyebab-utama-bobolnya-data-pribadi.jpg

https://asset.winnetnews.com/image/cache/Image1200x400/post/image-waspada-kejahatan-siber-ini-tiga-penyebab-utama-bobolnya-data-pribadi.jpg

https://asset.winnetnews.com/image/cache/slide-small/post/image-waspada-kejahatan-siber-ini-tiga-penyebab-utama-bobolnya-data-pribadi.jpg

https://asset.winnetnews.com/image/cache/slide/post/image-waspada-kejahatan-siber-ini-tiga-penyebab-utama-bobolnya-data-pribadi.jpg

image-waspada-kejahatan-siber-ini-tiga-penyebab-utama-bobolnya-data-pribadi.jpg

https://asset.winnetnews.com/image/cache/thumb-home/post/image-waspada-kejahatan-siber-ini-tiga-penyebab-utama-bobolnya-data-pribadi.jpg

https://asset.winnetnews.com/image/cache/thumb-mobile/post/image-waspada-kejahatan-siber-ini-tiga-penyebab-utama-bobolnya-data-pribadi.jpg

Waspada Kejahatan Siber, Ini Tiga Penyebab Utama Bobolnya Data Pribadi

WinNetNews.com - Penelitian terbaru yang dilakukan perusahaan keamanan ESET mengungkapkan, telah ditemukan penyebaran malware baru yang didistribusi melalui games komputer yang diterbitkan oleh situs-situs tidak resmi.&nbsp;

Ancaman baru ini dikenal dengan nama Joao, yang dideteksi ESET sebagai Win32/Joao.A. Untuk menyebarkan malware Joao, pelaku memanfaatkan MMORPG dengan melakukan kamuflase pada beberapa judul game dari Aeria Games dan mengupload versi modifikasi mereka di situs-situs tidak resmi.&nbsp;

Salah satu situs yang tetap aktif dalam menyebarkan malware Joao adalah gf.ignitgames [.]to. Situs ini secara otomatis telah diblokir oleh produk keamanan ESET.

Game yang telah terinfeksi Joao dimodifikasi untuk menjalankan komponen utama Joao yaitu library mskdbe.dll. Dengan demikian, ketika pemain memasang game dalam komputer mereka, Joao akan ikut terpasang bersamanya.

Seperti dijelaskan ESET melalui keterangannya, Selasa (29/8/2017), saat dijalankan, downloader Joao mengirimkan informasi tentang komputer yang dirasuki, mulai dari nama komputer, versi OS sampai dengan hak admin pengguna ke server pelaku.&nbsp;

Joao melakukan semua itu tanpa diketahui oleh gamer. Apalagi game yang dipasang berfungsi dengan baik. Jadi, tidak ada hal mencurigakan yang ditunjukkan sehingga korban tidak tahu jika komputer sudah dikuasai.

Tak cukup sampai di situ, server pelaku juga mengirimkan beberapa komponen lain ke komputer korban, komponen-komponen yang ditemukan ESET selama penelitian ternyata memiliki kemampuan berbahaya lain seperti backdoor, spionase dan DdoS.

Dari hasil mesin deteksi ESET di seluruh dunia, Indonesia termasuk salah satu negara yang paling parah terinfeksi oleh malware Joao. Netizen Indonesia terkenal paling senang mendownload di internet.&nbsp;

Belum lagi menurut NewZoo, jumlah gamer Indonesia di 2017 mencapai angka 43,7 juta pemain Ini yang kemudian menjadi penyebab malware Joao menyebar dengan cepat dan meluas di Indonesia.

&quot;Penyebab utama terjadinya penyebaran Jaoa yang meluas tidak hanya disebabkan oleh tingginya jumlah pemain yang menggunakan game bajakan dan mengunduh file dari sembarang tempat, tetapi juga akibat kurangnya kesadaran pengguna tentang pentingnya keamanan cyber,&quot; kata Technical Consultant PT Prosperita &ndash; ESET Indonesia Yudhi Kukuh.&nbsp;

Menurutnya, pendapat yang menyebutkan antivirus bisa memperlambat akses game, turut andil membuat para pemain game menonaktifkan antivirus saat bermain. Kondisi ini membuat perangkat komputer mereka rentan.&nbsp;

&quot;Padahal saat ini sudah ada mode gamer (Gamers Mode) yang tidak akan memberatkan kinerja komputer atau menurunkan kemampuannya,&quot; tambah Yudhi.&nbsp;

Yudhi juga mengungkap cara mengecek apakah perangkat komputer yang digunakan terinfeksi malware Joao atau tidak. Dia menyarankan untuk melakukan pencarian pada file bernama &quot;mskdbe.dll&quot;.&nbsp;

Jika ditemukan file tersebut, kemungkinan besar komputer telah terinfeksi oleh malware Joao. Namun jika tidak ditemukan pun, belum tentu komputer terbebas dari malware spionase ini.&nbsp;

&quot;Karena pelaku dapat saja mengganti nama file kapan saja dia mau. Oleh karena itu, pengguna disarankan menggunakan antivirus yang dilengkapi Gamers Mode serta komprehensif untuk serangan lain seperti ransomware,&quot; sebutnya.&nbsp;

Agar terhindar dari serangan malware dan dapat bermain game tanpa takut terinfeksi, ada beberapa tips dari ESET untuk gamer lokal:

<ol>
	<li>Download game dari sumber resmi, antara lain situs resmi game yang asli.&nbsp;</li>
	<li>Selalu lakukan update OS serta game, karena versi lama memiliki kerentanan yang bisa dimanfaatkan oleh pelaku kejahatan. Pastikan selalu melakukan patch jika tersedia.</li>
	<li>Gunakan selalu solusi keamanan yang andal dan memiliki fungsi Gamers Mode, pastikan selalu aktif saat sedang bermain game, karena kita tidak tahu kapan ancaman datang menyerang, sedia payung sebelum hujan merupakan langkah terbaik yang bisa membuat kita terhindar dari bahaya cyber saat bemain game.</li>
	<li>Pastikan antivirus yang digunakan super ringan agar keasyikan ngegame bisa optimal.</li>
</ol>

 
sumber: detik(dot)com 
&nbsp;

Penelitian terbaru yang dilakukan perusahaan keamanan ESET mengungkapkan, telah ditemukan penyebaran malware baru yang didistribusi melalui games komputer yang...

joao-malware-baru-yang-sasarannya-gamer-indonesia

https://asset.winnetnews.com/image/cache/Image120x40/post/image-joao-malware-baru-yang-sasarannya-gamer-indonesia.jpg

https://asset.winnetnews.com/image/cache/Image1200x400/post/image-joao-malware-baru-yang-sasarannya-gamer-indonesia.jpg

https://asset.winnetnews.com/image/cache/slide-small/post/image-joao-malware-baru-yang-sasarannya-gamer-indonesia.jpg

https://asset.winnetnews.com/image/cache/slide/post/image-joao-malware-baru-yang-sasarannya-gamer-indonesia.jpg

image-joao-malware-baru-yang-sasarannya-gamer-indonesia.jpg

https://asset.winnetnews.com/image/cache/thumb-home/post/image-joao-malware-baru-yang-sasarannya-gamer-indonesia.jpg

https://asset.winnetnews.com/image/cache/thumb-mobile/post/image-joao-malware-baru-yang-sasarannya-gamer-indonesia.jpg

Joao, Malware Baru yang Sasarannya Gamer Indonesia

WinNetNews.com -&#160;Dengan kepopuleran yang sangat tinggi ‘Pokemon GO’, pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab mulai bergerak untuk meraup keuntungan dengan cara curang. Aplikasi-aplikasi palsu pihak ketiga dilaporkan sudah memasuki toko aplikasi Android, Play Store.Sebagaimana dilaporkan Gizmodo, Minggu (17/7/2016), perusahaan ESET melaporkan bahwa ada tiga aplikasi palsu yang mengusung atau menggunakan nama ‘Pokemon GO’. Aplikasi tersebut bermaksud untuk menarik jumlah peng-instal yang ingin bermain maupun mencari cara cheat dan petunjuk.Ketiga aplikasi ini berbeda dengan APK yang dipasang melalui backdoor perangkat Android. Ketiganya justru nekat berada di Google Play Store.Salah satu aplikasi, yakni Pokemon Go Ultimate menjadi ancaman terbesar pengguna Android. Sangat mirip dengan aplikasi asli, aplikasi tersebut mengunci layar perangkat ketika diluncurkan. ESET memperingatkan bahwa reboot perangkat kadang tak bisa menghentikan aplikasi palsu itu berjalan sehingga pengguna harus menarik baterai atau menggunakan Android Device Manager untuk menghapusnya.Jika Anda membiarkannya, Anda akan dihantui oleh iklan porno sepanjang hari. Cara satu-satunya untuk meng-instal-nya adalah secara manual melalui PI Network di manajer aplikasi. Pokemon GO Ultimate telah mengganggu 500-1.000 pengguna.Dua aplikasi lainnya berjudul ‘Guide &amp; Cheats for Pokémon Go’ dan ‘Install Pokemongo’. Keduanya mengakali agar pengguna mendaftar layanan ponsel dengan janji akan mendapat Pokeballs dan Lucky Eggs yang harganya USD999,999 per hari.Beruntung, kedua aplikasi tersebut telah dihapus oleh Google meski sudah di-instal 10-50 ribu kali. Kendati demikian, perlu diingat bahwa Anda harus tetap berhati-hati saat meng-instal ‘Pokemon GO’ jika aplikasi ini belum tersedia secara resmi.

WinNetNews.com - Dengan kepopuleran yang sangat tinggi ‘Pokemon GO’, pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab mulai bergerak untuk meraup keuntungan dengan...

tiga-aplikasi-palsu-pokemon-go-sudah-masuk-google-play-store

https://asset.winnetnews.com/image/cache/Image120x40/post/32215.jpg

https://asset.winnetnews.com/image/cache/Image1200x400/post/32215.jpg

https://asset.winnetnews.com/image/cache/slide-small/post/32215.jpg

https://asset.winnetnews.com/image/cache/slide/post/32215.jpg

https://asset.winnetnews.com/image/cache/thumb-home/post/32215.jpg

https://asset.winnetnews.com/image/cache/thumb-mobile/post/32215.jpg

ESET

Media Sosial Jadi Incaran, Indonesia Salah Satu Kontributor Serangan Siber Terbesar

Latest News

Media Sosial Jadi Incaran, Indonesia Salah Satu Kontributor Serangan Siber Terbesar

Waspada Kejahatan Siber, Ini Tiga Penyebab Utama Bobolnya Data Pribadi

Joao, Malware Baru yang Sasarannya Gamer Indonesia

Tiga Aplikasi Palsu Pokemon GO sudah Masuk Google Play Store